Tag Archives: karier

KARIER & POTENSI DIRI


Banyak orang terkenal yang menemukan ‘talent’nya secara kebetulan, apakah artis, olahragawan, pemimpin dan masih banyak lagi. Mereka tidak mengetahui bahwa mereka mempunyai bakat tertentu, sampai mereka mengukir prestasi. Sebaliknya banyak orang yang gagal mencari kambing hitam atas kegagalannya dengan mengatakan “saya tidak berbakat”.

Daripada mempermasalahkan mengenai bakat (talent) yang berarti  natural ability to do something well, lebih baik menggali dan  menggarap potensi yang kita miliki. Bakat dalam bidang tertentu barangkali tidak dimiliki oleh semua orang,  tetapi semua orang pastilah mempunyai potensi.

Nah, keberhasilan meniti karir pun sangat dipengaruhi oleh keberhasilan dalam mengenali dan mengembangkan potensi yang dimiliki. Jadi sudah selayaknya pengembangan potensi direncanakan dengan baik. Merasa tidak memiliki bakat istimewa, sama artinya menutup diri terhadap pengembangan potensi diri. Dan tertutup pula pintu karir Anda.

Proses perencanaan pengembangan potensi meliputi langkah-langkah strategis berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai. Dengan demikian dapat membantu menemukan kekuatan dan hambatan yang mungkin timbul dari upaya-upaya mencapai tujuan karir. Jangan dilupakan, termasuk di dalamnya upaya mengantisipasi kegagalan. Kemampuan mengatisipasi kegagalan, akan meningkatkan ‘tabungan  emosi’. Agara dapat meneriam kegagalan itu dengan lapang dada, dan bangkit lagi.

Selain memperhatikan sifat-sifat dasar perencanaan, terdapat tiga hal yang tidak boleh terlewati yaitu  passion, persistence, dan commonsense. Passion merupakan modal utama, karena proses pengembangan diri dapat terencana dan selanjutnya dikembangkan dengan baik apabila didasari pada sikap mental dan perasaan positif untuk menjalankan rencana dan mencapai tujuannya. Semangat yang demikian akan menimbulkan inisiatif yang tinggi, minat yang besar, dan stamina yang kuat dalam proses pelaksanaannya.   Persistence merupakan prasyarat kedua, karena perencanaan akan memperlihatkan karakteristik kontinuitas melalui konsistensi langkah dan upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan. Dalam artian, orientasi perencanaan tidak boleh mengarah ke berbagai arah secara acak. Kita harus memegang teguh satu orientasi yang jelas, sehingga nantinya dapat melaksanakannya secara konsekuen. Ketiga, commonsense, karena aspek rasionalitas berpengaruh besar terhadap keberhasilan penyusunan dan pelaksanaan suatu perencanaan. Dalam artian, usaha-usaha dan tujuan yang dipilih harus terbentuk dalam pengertian umum dan dilandasi akal sehat, dengan memperhatikan kemampuan diri dan kondisi lingkungan sekitarnya.

Beranjak dari ketiga hal tersebut di atas kita dapat melakukan perencanaan dengan melibatkan orang lain. Misalnya berdiskusi dengan pasangan, anggota keluarga, rekan-rekan kerja, sahabat,  dan sebagainya. Namun, bisa juga perencanaan dilaksanakan sendiri, dengan pengertian diri sendirilah yang paling memahami apa yang paling sesuai untuk dilaksanakan.

Dalam konteks proses perencanaan,  langkah pertama yang harus dilakukan adalah   mengumpulkan ide. Metode  yang paling sederhana adalah melalui brainstorming bersama beberapa rekan atau saudara, dimana kita dapat menarik manfaat melalui ide-ide yang  mereka lontarkan. Kemudian secara bersama-sama mencari bentuk dasar perencanaan dan berbagai kemungkinan implementasi perencanaan itu.

Metode lainnya, melakukan pilihan dari daftar aktivitas yang telah dirancang. Proses ini  akan lebih baik apabila disertai dengan suatu ketentuan tentang “apa yang harus dikerjakan” dan “apa yang penting”. Kemudian membuat pertanyaan sebanyak mungkin berkenaan dengan hal tersebut, menjawab setiap pertanyaan, menemukan tingkat kesulitan masing-masing, dan mencari kaitan antara satu dengan yang lain. Hal itu bermanfaat untuk menentukan skala prioritas. Barangkali terdapat hal-hal yang dapat dilaksanakan secara bersama-sama. Mungkin ada yang dapat ditunda. Mungkin juga, ada yang harus segera dilaksanakan.

Dengan dasar pemikiran seperti ini, kita dapat menentukan tujuan pribadi, langkah-langkah yang akan diambil untuk mencapai tujuan tersebut, dan berbagai kebutuhan yang berkaitan dengan tujuan itu. Proses demikian akan memberikan umpan balik  untuk menilai kembali langkah-langkah yang kurang tepat, sehingga nantinya mampu melakukan penyesuaian atau perubahan atas langkah-langkah yang kurang tepat itu.

Dalam membuat perencanaan pengembangan potensi, kita jangan melupakan keunggulan diri sendiri. Caranya menyertakan daftar aktivitas yang pernah dipelajari dan dilakukan, kemudian menentukan aktivitas mana yang paling dikuasai. Dari situ kita  dapat menemukan batasan-batasan diri yang ditinjau dari berbagai sisi diri sendiri, keterampilan dan kemampuan diri, pengaruh orang lain, pengaruh bawaan atau keturunan, dan pengaruh ekonomi.

Perencanaan yang baik disusun dengan memperhatikan standar-standar lingkungan dan standar individu. Dengan demikian, perencanaan yang dihasilkan dapat diterapkan dengan baik di tengah-tengah khalayak ramai. Selanjutnya, hal itu akan memudahkan pelaksanaannya.

Dalam menyusun perencanaan sebaiknya kita juga dapat menentukan apa saja yang dapat membantu. Biasanya hal itu berasal dari kelebihan diri kita. Bisa juga berasal dari berbagai faktor positif di sekeliling kita. Dalam hal ini dibutuhkan kepekaan yang tinggi untuk “mengangkat” hal-hal tersebut, sehingga dapat dimanfaatkan secara signifikan.

Perencanaan yang baik pun mengandung deskripsi pertolongan yang dibutuhkan. Di sini, perlu ditentukan siapa yang dapat membantu, sejauh mana bantuan yang dapat diberikan, dan apa saja yang dapat diperoleh. Perlu diingat, pertolongan di sini harus dikaitkan dengan tujuan yang hendak dicapai.

Mengembangkan diri melalui perencanaan di satu sisi mungkin akan menghabiskan banyak waktu, tenaga, pikiran, dan hal-hal terkait lainnya. Namun sebenarnya perencanaan akan banyak menghemat banyak hal, yang meningkatkan efisiensi dalam proses pengambilan keputusan yang berkenaan dengan pengembangan potensi diri.

Tanpa perencanaan menjadikan kita tidak mempunyai pedoman yang jelas, orientasi yang tidak fokus, serta berdampak kepada ketidakjelasan langkah-langkah yang harus ditempuh.  Perencanaan  menjadikan semua tindakan tertata rapi menuju tujuan yang diinginkan, dan merupakan salah satu kunci menuju pencapaian puncak karir. <Male Emporium>

Sumber